Selasa, 07 Juni 2011

Makna Kebahagiaan

Bahagia adalah keinginan dan cita-cita semua orang. Apapun bangsanya, profesinya, warna kulitnya, agamanya, semuanya ingin meraih kebahagiaan. 

Orang mukmin ingin bahagia, demikian juga orang kafir ingin bahagia. Orang yang berprofesi sebagai pencuri pun ingin bahagia dengan profesinya. Melalui kegiatan prostitusi, seorang pelacur pun ingin bahagia. 

Meskipun semua orang ingin bahagia, mayoritas manusia tidak mengetahui hakekat bahagia yang sebenarnya dan tidak mengetahui cara untuk meraihnya. Meskipun ada sebagian orang merasa gembira dan suka cita saat hidup di dunia, akan tetapi kecemasan, kegalauan dan penyesalan seringkali merusak suka ria yang dirasakan. 

Sehingga sebagian orang selalu merasakan kekhawatiran mengenai masa depan mereka. Terlebih lagi ketakutan untuk menghadapi kematian.

Allah berfirman dalam QS Al Jumu’ah ayat 8:

Katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Banyak orang mengira bahwa orang-orang barat adalah orang-orang yang hebat. Mereka beranggapan bahwasanya orang-orang barat hidup penuh dengan kebahagiaan, ketenteraman dan ketenangan. 

Tetapi fakta menunjukkan hal berbeda, realita di lapangan menunjukkan bahwa secara umum orang-orang barat hidup dengan penderitaan. Hal ini dikuatkan dengan berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh orang-orang barat sendiri tentang kasus pembunuhan, bunuh diri, narkoba, dan berbagai tindak kriminal lainnya. Banyaknya angka kejahatan dan ancaman yang terus menghantui, menunjukkan bahwa sebagian orang barat tidak merasa bahagia.

Sesungguhnya banyak manusia yang berusaha untuk megetahui makna kebahagiaan sejati. Mereka terus berusaha untuk mempelajari hakikat kebahagiaan. Sebagian orang telah berusaha untuk menempuh jalan guna meraih kebahagiaan. 

Kaum muslimin telah dibimbing untuk memahami dan menempuh jalan kebahagiaan. Islam telah mengajarkan makna dan jalan meraih kebahagiaan dengan panduan yang diberikan oleh Allah SWT dan bimbingan Rasulullah SAW. 

Allah SWT berfirman :

“Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58)

Dalam ayat yang lain Allah SWT juga memberikan pedoman : 

Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (QS. Al An’aam: 153)

Jika di antara kita ada yang bertanya bagaimanakah yang dirasakan bagi orang-orang yang bahagia dan orang-orang yang celaka maka Allah sudah memberikan jawaban dengan firman-Nya:

Adapun orang-orang yang celaka, Maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih), Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.” (QS. Hud: 106-108)

Allah menyatakan bahwa untuk meraih kebahagiaan, maka kita harus mengikuti jalan-Nya. Allah azza wa Jalla berfirman :

Barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS Thoha: 123-124)

Dan juga kita harus banyak melakukan amal yang shaleh, sebagaimana firman-Nya :

Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS An-Nahl: 97)

Kebahagiaan seorang mukmin semakin bertambah ketika dia semakin dekat dengan Tuhannya, semakin ikhlas dan mengikuti petunjuk-Nya. Sebaliknya, kebahagiaan seorang mukmin akan semakin berkurang jika hal-hal di atas makin berkurang dari dirinya. 

Seorang mukmin sejati itu selalu merasakan ketenangan hati dan kenyamanan jiwa. Dia menyadari bahwasanya dia memiliki Tuhan yang mengatur segala sesuatu dengan kehendak-Nya. Nabi SAW bersabda:

“Sungguh menakjubkan keadaan orang-orang yang beriman. Sesungguhnya seluruh keadaan orang yang beriman hanya akan mendatangkan kebaikan untuk dirinya. Demikian itu tidak pernah terjadi kecuali untuk orang-orang yang beriman. Jika dia mendapatkan kesenangan maka dia akan bersyukur dan hal tersebut merupakan kebaikan untuknya. Namun jika dia merasakan kesusahan maka dia akan bersabar dan hal tersebut merupakan kebaikan untuk dirinya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)

Inilah yang merupakan puncak dari kebahagiaan. Kebahagiaan adalah suatu hal yang abstrak, tidak bisa dilihat dengan mata, tidak bisa diukur dengan angka-angka tertentu dan tidak bisa dibeli dengan rupiah maupun dolar. Kebahagiaan adalah sesuatu yang dirasakan oleh seorang manusia dalam dirinya. Hati yang tenang, dada yang lapang dan jiwa yang tidak dirundung malang, hati yang selalu terikat dengan Sang Maha Pencipta itulah kebahagiaan. 

1 komentar:

Akhina Pri mengatakan...

mantaap.. betul sekali...