Judulnya memang sedikit membingungkan bahkan membuat tanda tanya. Namun, setidaknya penjelasan di bawah akan mendeskripsikannya.
Adakah dari kita yang tahu siapakah pahlawan mesjid
sesungguhnya yang suka meramaikan mesjid di negara kita tercinta ini? Apakah
Ketua DKM Mesjid, Pengurus DKM, Imam Besar, Ustadz yang sering mengisi ceramah
dan pengajian, ataukah kita para Jemaahnya?
Mungkin pertanyaan ini membuat kita bingung dan menjadi
merasa aneh, apa hubungannya suatu judul diatas dengan pernyataan dan
pertanyaan sebelumnya?
Nah, mari kita simak sekarang.
Dari pertanyaan diatas, tiba-tiba ada yang menjawab dari
salah seorang jemaah, jawaban yang dia lontarkan sungguh membuat mata kita
terpukau, telinga kita seakan terbersihkan dan pikiran kita pun tiba-tiba
terdiam. Dengan lantang, dia menjawab, “PATTIMURA”.
Kalau dipikir iyah juga yah. Pattimura sering muncul dan
sering datang ke setiap mesjid. Memang pahlawan yang sering “nongkrong” di
masjid paling banyak biasanya Kapitan Pattimura yang berpose gagah dan
berwibawa (meski lebih mendekati garang) dalam duit Rp1.000,- yang mendekam
dalam kotak amal jariyah.
Kotak amal jariyah (dalam bahasa Sunda, disebut koropak) adalah salah satu “aksesori” wajib yang biasanya ditemukan di masjid-masjid, baik masjid kecil (langgar, mushala) hingga masjid raya sekalipun. Yaitu, tempat yang digunakan untuk “menampung” uang dari para jamaah masjid yang dermawan. Bentuk kotak amal jariyah, ya sesuai namanya–kotak–biasanya juga berupa kotak, meski ada juga yang dimodifikasi jadi berbagai bentuk, seperti bentuk kubah masjid, mobil-mobilan (dikira penitipan anak, kali, ya?), kotak beroda, bahkan ada juga yang bentuknya keranda jenazah. Mungkin, dengan demikian, orang akan lebih termotivasi untuk bersedekah mengingat dihadapkan pada keranda jenazah mini. Dan, yang paling penting, kotak amal jariyah harus memiliki lubang yang panjangnya sekitar 5 cm dan lebar yang hanya beberapa mili. Yang penting, uang koin dan kertas yang dilipat bisa masuk. Jangan terlalu lebar, apalagi sampai bisa dimasuki tangan. Bahaya!
Kotak amal jariyah selalu tersimpan dalam keadaan terkunci.
Jika tidak dikunci, dikhawatirkan memancing tangan-tangan jahil untuk mencicipi
kriminal. Kotak amal jariyah, ada yang disimpan secara permanen di satu posisi,
misalnya di bagian depan pas pintu masuk atau di beberapa penjuru masjid. Ada
pula kotak amal jariyah yang kemunculannya bersifat insidental, misalnya kotak
amal jariyah yang biasa “keliling” saat shalat Jumat, saat pengajian, saat
acara-acara ke Islaman, dan beberapa acara yang biasa diadakan masjid. Isinya?
Tentu isinya adalah uang. Saya belum pernah menemukan kotak amal jariyah di
masjid yang isinya selain dari uang, semisal permen, rokok, surat pengaduan,
atau apapun yang bisa masuk lewat lubang keci. Uangnya pun beragam nominal, terdiri
dari uang logam dan kertas.
Biasanya, selepas ibadah shalat Jumat setiap minggunya, Ketua
DKM dan para pengurus suka “membongkar” kotak amal jariyah yang sudah keliling
mulai shaf depan hingga shaf belakang. Biasanya, saat kotak amal jariyah
melintasi shaf awal, akan berjalan lambat. Namun lama-lama, saat melintasi shaf
ujung, kotak amal jariyah berjalan semakin cepat. Apalagi jika satu shaf diisi
bocah SD, kotak bakal berjalan ngebut ekspress, sama sekali gak berhenti.
Setelah dibongkar, maka akan keluarlah banyak “pahlawan” dari si Kotak Amal
Jariyah itu. Meski perwajahan para pahlawan itu dalam kondisi yang
berbeda-beda, ada yang masih mulus, ada sudah lusuh, kusut, kucek, bau mesin
ATM atau bau tomat.
Benarkah PATTIMURA adalah pahlawan yang “rajin” ke masjid.
Setelah dibuka, kotak terdiri dari uang kertas dan logam. Alhasil, yang pertama
tentu masih didominasi oleh Kapitan Pattimura, kedua Pangeran Antasari, ketiga
Pangeran Diponegoro, keempat Sultan Mahmud Badarudin II, kelima Oto Iskandar Di
Nata, dan … di posisi keenam, hanya ada seorang I Gusti Ngurah Rai. Hmmm,
nampaknya masih ada yang kurang. Dan ternyata memang seorang tokoh Proklamator Soekarno-Hatta nampaknya tidak
hadir pada Jumat kali itu. Ini sesungguhnya cerita didapat dari pengalaman para
pengurus DKM di tiap mesjid yang sedang menghitung isi kotak amal.
Isi kotak amal sudah selesai dihitung. Meski hasilnya cukup
besar dari segi angkanya, tetapi ada rasa kecewa karena founding father negeri
ini ternyata tidak ikut shalat Jumat waktu itu. Ternyata, tidak ada yang jamaah
yang berkenan memasukkan “Soekarno-Hatta” ke dalam kotak amal jariyah. Tapi, kita
harus yakin itu bukan karena keengganan, melainkan “para pahlawan tersebut”
sudah jarang dimiliki oleh orang-orang yang kalangan golongan menengah kebawah.
Meskipun ada, tentu jadi barang langka. Saya saja melihat mereka nyelip di
dompet saya sangat jarang. Dalam sebulan, paling ketemu beberapa kali dalam
dompet dan dalam hitungan menit sudah bertukar pahlawan-pahlawan lainnya.
Berbahagialah Anda yang sudah terbiasa “tinggal” bersama kedua pahlawan
tersebut. Semoga jadi refleksi bagi semua.
Adapun pelajaran yang kita dapat dari cerita tersebut, yaitu
:
Q.S. Al-Baqarah [2]: 254 “Hai orang-orang yang beriman,
belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan
kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan
tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafaat. Dan
orang-orang kafir itulah orang-orang yang lalim.”
Ayo kita Pilih. Manakah Pahlawan yang akan kita masukkan ke
kotak amal jariyah nanti setelah mendengar cerita tersebut.
Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala)
sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat
maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang
mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). QS. Al-An’am (6) : 160
Apakah balasan dari Allah SWT yang 10 kali lipat itu? Apakah
berupa rezki yang jumlahnya 10 kali lipat dari harta yang kita sedekahkan?
Wallahu alam, bisa begitu atau dalam bentuk yang lain, hanya Allah yang tahu.
Balasan dari Allah SWT bisa berupa bantuan yang tidak terduga datangnya, bisa
juga berupa dikabulkannya doa dan keinginan yang selama ini selalu dipinta.
“BWBerjaya” Inspiration from all writer for Share and Educate